Sejarah Desa

Berdasarkan cerita masyarakat pada masa lalu nama “sumberkradenan” berasal dari kondisi lahan desa yang berbukit dimana ada seorang raden yang berjalan menaiki bukit dan ingin beristirahat untuk mandi. Sang raden mencari air di sungai dan ia menemukan sumber air yang sangat indah dan bersih sehingga ia mandi dan beristirahat disana. Maka sejak itu sang raden memutuskan tinggal sampai turun menurun di daerah yang sekarang menjadi Desa Sumberkradenan.

Sedangkan untuk dusunnya terdiri dari 4 dusun, yaitu krajan, jebuk, premban, dan bonangan. Nama Krajan diambil dari “pusat kerajaan” dikarenakan di dusun itulah merupakan pusat kerajaan pada saat itu. Dusun Jebuk dinamakan jebuk karena setiap ditanami padi sering gabuk (hampa). Dusun Premban dinamakan premban dikarenakan putri raden berjalan dengan “prembak prembek” disana. Dusun Bonangan dinamakan bonangan dikarenakan terkenal dengan gamelannya yaitu bonang.

Sejarah tokoh pemimpin Desa Sumberkradenan dimulai pada zaman kerajaan. Desa Sumberkradenan pertama kali dipimpin oleh seorang raden yang merupakan setingkat kepala desa. Sayangnya tidak diketahui mulai tahun berapa raden memimpin dan berapa tahun lamanya raden memimpin. Selanjutnya pada tahun 1930 Desa Sumberkradenan mulai dipimpin oleh seorang kepala desa yang konon dilakukan dengan pemilihan langsung oleh rakyat, dan berikut adalah nama-nama kepala desa yang pernah menjabat di Desa Sumberkradenan:

  1. Marjuni 1930 - 1937
  2. Karmen 1947 - 1951
  3. Singorejo 1951 - 1989
  4. Santoso 1989 - 1998
  5. M. Sarib 1998 - 2013
  6. Santoso 2013-2019
  7. Ahmad Zaeni 2019 - 2022
  8. Abul Khoiri 2022 - Sekarang